Vidies

Vidies

Pages

Wahyudi Aldiano. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Sastra Angkatan 80-an

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul “Sastra Angkatan 80-an” ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Tersusunnya makalah ini didukung oleh beberapa pihak baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Oleh karena itu, dalam penulisan makalah ini saya ucapkan terima kasih kepada:
1.      Agus Wartiningsih, M.Pd. selaku dosen pengampu;
2.      serta teman-teman sekelas yang telah membantu memberikan informasi mengenai tugas makalah ini.
Makalah ini ditulis berdasarkan sumber-sumber yang kami peroleh dari literatur buku dan media internet. Adapun tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas terstruktur kelompok.
Segala upaya telah kami lakukan untuk menyelesaikan makalah ini, bukan juga hal mustahil jika dalam penulisan ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan baik itu dari segi penulisan maupun dari segi materi. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun dan memberi masukan agar makalah ini menjadi lebih baik di masa mendatang.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca dan juga bermanfaat bagi mahasiswa FKIP Untan khususnya mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.


Pontianak, 27 Februari 2014

Tim Penulis
 
PEMBAHASAN

A.    Sejarah Sastra Angkatan 80-an
Kelahiran sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh kegiatan politik. Angkatan 80-an lahir pada masa pemerintahan Soeharto era Orde Baru. Soeharto pada masa itu masih menduduki suatu jabatan di militer dan sebagai presiden Republik Indonesia, sehingga pemerintahannya sangat kokoh dengan perlindungan dari militer. Era Orde Baru mempunyai ciri yaitu semua keputusan berporos pada presiden dan hak bersuara sangat dibatasi. Ketika ada sebuah karya yang sifatnya dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan maka akan langsung ditindaklanjuti oleh Soeharto dengan segera. Contohnya adalah majalah Djaja yang terkenal waktu itu berhenti terbit, padahal majalah tersebut memuat masalah-masalah budaya bangsa dan kesenian Indonesia.
Sebab-sebab di atas tersebut menjadi dasar tentang tema yang dititikberatkan pada angkatan 80-an ini, yaitu tentang roman percintaan dan kisah kehidupan pada masa itu yang sifatnya tidak dianggap provokasi, mengancam, melecehkan, menyinggung dan merugikan. Tema roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat karena pada masa itu perekonomian di Indonesia sangat makmur sebelum krisis moneter pertengahan tahun 1997.
Kelahiran periode 80-an bersifat mendobrak keberadaan yang dilahirkan dari konsepsi individual yang mengacu pada satu wawasan kelompok. Setelah melewati ujian bertahun-tahun, kata bukanlah alat pengantar pengertian, tetapi adalah pengertian itu sendiri. Kata bebas menentukan diri sendiri, bebas dari penjajahan dan bebas dari ide-ide.
Konsep di atas telah menitikberatkan pada kata. Hal ini sangat menarik dan membawa pada pemikiran yang lain dalam wawasan yang estetik periode 80-an. Periode sebelumnya telah terjadi pergeseran wawasan dan pergeseran estetik khususnya pada kata. Dasar tersebut menyebabkan lahirnya periode 80-an menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra.
Periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional. Kesusastraan itu adalah alat untuk mencurahkan makna agar dapat ditumpahkan pada manusia secara utuh dan makna itu hendaknya disalurkan agar mengalami proses mengembang dan mengempis masuk ke dalam kehidupan serta mengembangkan hal-hal yang sebelumnya belum terpikirkan oleh manusia.
Periode 80-an lahir dari konsepsi improvisasi dalam penggarapan karya sastra menuju hasil dan bobot maksimal serta baru dari konsep yang menentang pada satu kehidupan. Para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya keberanian dan kreativitas untuk berkarya. Banyak karya sastra yang dijadikan drama drama radio. Pada periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang pesat. Perfilman Indonesia banyak ditonton dan diminati oleh masyarakat dan para sutradara pun aktif menciptakan film-film baru. Misal film yang bertemakan percintaan remaja yaitu Gita Cinta SMA ini banyak mempunyai penggemar baik dikalangan muda maupun tua.

B.     Latar Belakang Munculnya Angkatan 80-an
            Sastra 80-an berada di tengah lingkungan yang masyarakatnya mengalami depolitisasi yang nyaris total. Aktivitas-aktivitas politik mahasiswa ditertibkan dan mahasiswa sepenuhnya dijadikan organ kampus yang dilepaskan dari segala macam aktivitas politik. Mimbar bebas tidak lagi dibolehan dan bahkan indoktrinasi berupa penataran P4 mulai menjadi bagian integral dari kehidupan kampus.
            Politik stabilitas, security approach, normalisasi kehidupan kampus, dan asas tunggal merupakan lingkungan tempat para sastrawan era 80-an hidup. Majalah sastra hanya ada Horison dan Basis. TIM sebagai pusat kesenian tidak seleluasa dulu, baik dalam masalah dana maupun kegiatan.
            Karya sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi tersebut. Oleh karena itu, sastra yang muncul pun jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.
            Globalisasi dengan ekonomi sebagai panglima menempatkan pusat dunia tidak lagi pada lembar-lembar diskursif sastrawi. Jargon-jargon politik yang hiruk-pikuk dan menakutkan telah berlalu. Mereka digantikan oleh jargon-jargon modisme yang meriah, kerlap-kerlip, dan tidak terasa menakutkan. Ditambah lagi, terdapat ancaman pembredelan-pembredelan terhadap karya sastra dan faktor-faktor keamanan lainnya.
Karya sastra di Indonesia pada kurun waktu setelah tahun 1980, ditandai dengan banyaknya roman percintaan, dengan sastrawan wanita yang menonjol pada masa tersebut yaitu Marga T. Karya sastra Indonesia pada masa angkatan ini tersebar luas diberbagai majalah dan penerbitan umum.
Beberapa sastrawan yang dapat mewakili angkatan dekade 1980-an ini antara lain adalah: Remy Sylado, Yudistira Ardinugraha, Noorca Mahendra, Seno Gumira Ajidarma, Pipiet Senja, Kurniawan Junaidi, Ahmad Fahrawie, Micky Hidayat, Arifin Noor Hasby, Tarman Effendi Tarsyad, Noor Aini Cahya Khairani, dan Tajuddin Noor Ganie.
Nh. Dini (Nurhayati Dini) adalah sastrawan wanita Indonesia lain yang menonjol pada dekade 1980-an dengan beberapa karyanya antara lain: Pada Sebuah Kapal, Namaku Hiroko, La Barka, Pertemuan Dua Hati, dan Hati Yang Damai. Satu di antara ciri khas yang menonjol pada novel-novel yang ditulisnya adalah kuatnya pengaruh dari budaya barat, tokoh utama biasanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur.
Mira W dan Marga T adalah dua sastrawan wanita Indonesia yang menonjol dengan fiksi romantis yang menjadi ciri-ciri novel mereka. Pada umumnya, tokoh utama dalam novel mereka adalah wanita. Bertolak belakang dengan novel-novel Balai Pustaka yang masih dipengaruhi oleh sastra Eropa abad ke-19 dimana tokoh utama selalu dimatikan untuk menonjolkan rasa romantisme dan idealisme, karya-karya pada era 1980-an biasanya selalu mengalahkan peran antagonisnya.
Namun, yang tak boleh dilupakan pada era 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop, yaitu lahirnya sejumlah novel populer yang dipelopori oleh Hilman Hariwijaya dengan serial Lupusnya. Justru dari kemasan yang ngepop inilah diyakini tumbuh generasi gemar baca yang kemudian tertarik membaca karya-karya yang lebih berat.
Sastra popular atau yang lebih dikenal dengan sebutan sastra pop, dianggap sebagai sastra yang esensinya lebih rendah dari sastra non-pop. Sastra pop dianggap tidak memiliki keindahan dari segi pemaknaan karena sekali baca seorang pembaca bisa langsung mengetahui makna yang ingin disampaikan oleh pengarang. Tidak seperti sastra non-pop, sastra pop cenderung lebih mengutamakan permintaan pasar daripada keindahan estetik yang tersaji lewat penyampaian maupun makna yang tersirat di dalam karya tersebut.
Ada nama-nama terkenal muncul dari komunitas Wanita Penulis Indonesia yang dikomandani Titie Said, antara lain: La Rose, Lastri Fardhani, Diah Hadaning, Yvonne de Fretes, dan Oka Rusmini.

C.    Karakteristik Sastra Angkatan 80-an
Setiap angkatan sastra mempunyai karakteristiknya masing-masing yang membedakan dengan yang lain. Berikut adalah karakteristik sastra angkatan 1980:
1.        puisi yang dihasilkan bercorak spritual religius, seperti karya yang berjudul “Kubakar Cintaku” karya Emba Ainun Najib;
2.        sajak cenderung mengangkat tema tentang ketuhanan dan mistikisme;
3.        sastrawan menggunakan konsep improvisasi;
4.        karya sastra yang dihasilkan mengangkat masalah konsep kehidupan sosial masyarakat yang memuat kritik sosial, politik, dan budaya;
5.        menuntut hak asasi manusia, seperti kebebasan;
6.        bahasa yang digunakan  realistis, bahasa yang ada dimasyarakat dan romantis;
7.        terdapat konsepsi pembebasan kata dari pengertian aslinya;
8.        mulai menguat pengaruh dari budaya barat, dimana tokoh utama biasanya mempunyai konflikdengan pemikiran timur;
9.        didominansi oleh roman percintaan;
10.    novel yang dihasilkan mendapat pengaruh kuat dari budaya barat yang tokoh utamanya mempunyai konflik dengan pemikiran timur dan mengalahkan tokoh antagonisnya.

D.    Tokoh-tokoh Angkatan 80-an
Sastra angkatan 80-an tidak mempunyai informasi yang jelas tentang siapa pelopornya. Namun, pada angkatan ini banyak sastrawan yang berperan penting dalam perkembangannya, di antaranya adalah:
1.    Hilman Hariwijaya
Hilman Hariwijaya yang lahir di Jakarta, 25 Agustus1964. Hilman Hariwijaya adalah seorang penulis Indonesia dan pelopor sastra aliran pop. Namanya dikenal sejak menulis cerita pendek yang diberi judul Lupus di majalah Hai dibulan Desember 1986, yang kemudian dibukukan menjadi sebuah novel. Kini setelah ia tidak produktif lagi menulis novel, laki-laki yang mengagumi sosok penulis Arswendo Atmowiloto dan Astrid Lindgren ini merambah dunia pertelevisian dengan menulis skenario dari sinetron Cinta Fitri (Season 2-3), Melati untuk Marvel, dan lain-lain. Ia juga memroduseri film The Wall.
2.    Marga T
Marga T dikelompokkan sebagai sastrawan angkatan 1980-1990. Satrawati dan dokter ini lahir pada tanggal 27 Januari 1943 di Jakarta. Nama aslinya adalah Marga Tjoa dengan nama lengkap Magaretha Harjamulia, Tjia Liang Tjoe. Semenjak sekolah wanita ini sudah sering mengarang dan sering dimuat di majalah sekolah. Pendidikan terakhir adalah Kedokteran di Universitas Trisakti. Karya pendeknya yang pertama berjudul “Kamar 27”. Saat itu dia berusia 21 tahun. Sedangkan bukunya yang pertama berjudul “Rumahku adalah Istanaku, yaitu cerita anak-anak yang diterbitkan pada tahun 1969
3.      Nh. Dini
Nh. Dini mengaku mulai tertarik menulis sejak kelas tiga SD. Buku-buku pelajarannya penuh dengan tulisan yang merupakan ungkapan pikiran dan perasaannya sendiri. Ia sendiri mengakui bahwa tulisan itu semacam pelampiasan hati. Sekalipun sejak kecil kebiasaan bercerita sudah ditanamkan, sebagaimana yang dilakukan ibunya kepadanya, ternyata Dini tidak ingin jadi tukang cerita. la malah bercita-cita jadi sopir lokomotif atau masinis. Tapi ia tak kesampaian mewujudkan obsesinya itu hanya karena tidak menemukan sekolah bagi calon masinis kereta api.
Kalau pada akhirnya ia menjadi penulis, itu karena ia memang suka cerita, suka membaca dan kadang-kadang ingin tahu kemampuannya. Misalnya sehabis membaca sebuah karya, biasanya dia berpikir jika hanya begini saya pun mampu membuatnya dan dalam kenyataannya ia memang mampu dengan dukungan teknik menulis yang dikuasainya.
4.      Mira Widjaja
Bicara tentang novel populer Tanah Air, tentunya nama Mira W tak bisa begitu saja dilupakan. Ia dikenal sebagai penulis yang produktif menghasilkan novel-novel bertema cinta nan romantis. Pengarang bernama asli Mira Widjaja ini menjelma menjadi satu di antara legenda novel terpopuler di Indonesia. Puluhan judul novel telah membanjiri dunia novel populer, bahkan beberapa di antaranya sudah dicetak ulang berkali-kali.
5.    Ahmadun Yosi Herfanda
Ahmadun Yosi Herfanda yang juga ditulis Ahmadun Y. Herfanda atau Ahmadun YH lahir di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 17 Januari1958 adalah seorang penulis puisi, cerpen, dan esei dari Indonesia. Ahmadun dikenal sebagai sastrawan Indonesia dan jurnalis yang banyak menulis esei sastra dan sajak sufistik. Namun, penyair Indonesia dari generasi 1980-an ini juga banyak menulis sajak-sajak sosial-religius. Sementara, cerpen-cerpennya bergaya karikatural dengan tema-tema kritik sosial. Ia juga banyak menulis esei sastra.




E.     Karya-karya Angkatan 80-an
Tokoh angkatan 80-an dapat dikenal melalui karya-karyanya yang apik. Beberapa dari karya sastra tersebut pun menuai kesuksesan pada zamannya. Berikut adalah beberapa karya sastra pada angkatan 80-an:
1.    Hilman Hariwijaya
Berikut ini adalah beberapa buku ciptaan Hilman Hariwijaya, di antaranya:
a.    Lupus
Lupus adalah karakter tokoh laki-laki yang diciptakan Hilman ditahun 1986 melalui cerpen di majalah Hai. Dibukukan pada bulan November 1986. Diceritakan Lupus berprofesi sebagai pelajar dan wartawan muda di majalah Hai. Ia tinggal bersama Mami dan adiknya yang bernama Lulu. Hilman juga merilis buku Lupus Kecil dan Lupus ABG sebagai wujud Lupus di masa SD dan SMP, yang ditulis bersama Boim LeBon. Seri ini telah menghasilkan 5 film layar lebar dan sinetron dari 52 buku yang ada, dengan Ryan Hidayat, Oka Sugawa, Rico Karindra, Irgy Ahmad Fahrezy dan Attar Syah yang berperan sebagai Lupus.
b.    Olga
Olga adalah karakter tokoh wanita yang diciptakan Hilman pada tahun 1990 di majalah Mode. Pertama kali dibukukan pada Juli 1990. Diceritakan Olga sebagai pelajar yang bekerja sampingan sebagai penyiar radio di Radio Ga Ga. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya, dan memiliki sahabat, Wina. Seri ini telah dijadikan 1 judul film dan 3 musim sinetron dengan Desy Ratnasari, Sarah Sechan, Melly Manuhutu, dan Sissy Priscillia berperan sebagai Olga.
c.    Lulu
Lulu adalah pemekaran dari cerita Lupus, tokoh sang adik. Buku ini ditulis Hilman bersama Boim LeBon dan Gusur Adhikarya.
d.   Keluarga Hantu
Keluarga Hantu adalah seri keempat Hilman yang ditulis bersama Boim. Mengisahkan tentang Luyut, anak hantu yang ingin mencoba bergaul dengan manusia. Namun ditentang oleh Nates (ayah) dan Kanalitnuk (ibu).
e.    Vanya
Vanya adalah seri kelima karya Hilman yang ditulis bersama A. Mahendra pada tahun 1994. Dikisahkan Vanya adalah wanita Jakarta yang kuliah di Bandung. Buku ini telah disinetronkan dan diperankan oleh Astrid Tiar.
f.     Vladd
Vladd adalah seri keenam karya Hilman yang ditulis bersama A. Mahendra. Dikisahkan Vladd adalah pelajar SD yang genius.
Selain buku, Hilman Hariwijaya juga menciptakan sinematografi. Beberapa judulnya antara lain Topi-Topi Centil (sebagai Lupus) tahun 1991, Tangkaplah Daku Kau Kujitak tahun 1989, Makhluk Manis Dalam Bis tahun 1990, Anak Mami Sudah Besar tahun 1992, Lupus 5, Olga dan Sepatu Roda tahun 1990, Valentine Kasih Sayang Bagimu tahun 1992, Dealova tahun 2005, The Wall tahun 2007, Anak Ajaib tahun 2008, Suka Ma Suka tahun 2009, Rasa tahun 2009, Cinta Fitri season 1-3, Melati untuk Marvel, Suci, Dan, Kisah Sedih di Hari Minggu, Kisah Kasih di Sekolah, Khanza, Lupus Milenia, Lupus, Satu Cincin Dua Cinta, Cerita Cinta, Vanya, Olga, Cinta 7 Susun – 2013, Putri Nomor 1, dan Fortune Cookies sampai sekarang tayang 17.00 RCTI.
2.    Marga T
Daftar berikut ini memuat sebagian dari karya Marga Tjoa:
Nomor
Judul
Tahun Terbit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Sekuntum Nozomi (buku satu hingga kelima)
Dibakar Malu dan Rindu
Dipalu Kecewa dan Putus Asa
Amulet dari Nubia
Dicabik Benci dan Cinta
Didera Sesal dan Duka
Matahari Tengah Malam
Melodi Sebuah Rosetta
Dikejar Bayang-bayang
Sepagi Itu Kita Berpisah
Rintihan Pilu Kalbuku
Seribu Tahun Kumenanti
Berkerudung Awan Mendung
Sonata Masa Lalu
Bukan Impian Semusim
Namamu Terukir di Hatiku
Istana di Kaki Langit
Petromarin
Waikiki Aloha: kumpulan satir
Kobra Papageno: Manusia Asap dari Pattaya
Kobra Papageno: Rahasia Kuil Ular
Di Hatimu Aku Berlabuh (1988)
Ketika Lonceng Berdentang: cerita misteri
Kishi: buku kedua trilogi
Batas Masa Silam: Balada Sungai Musi
Oteba: buku ketiga trilogi
Ranjau-ranjau Cinta
Sekali dalam 100 tahun: kumpulan satir
Tesa
Sembilu Bermata Dua
Setangkai Edelweiss
Untukmu Nana
Saskia: sebuah trilogi
Bukit Gundaling
Rahasia Dokter Sabara
Saga Merah
Fatamorgana
Monik: sekumpulan cerpen
Sebuah Ilusi
Lagu Cinta: kumpulan cerpen
Sepotong Hati Tua
Bukan Impian Semusim
Gema Sebuah Hati
Badai Pasti Berlalu
Karmila
Rumahku adalah Istanaku
2002-2006
2003
2001
1999
1998
1998
1998
1996
1995
1994
1992
1992
1992
1991
1991
1991
1990
1990
1990
1990
1989
1988
1986
1987
1987
1987
1987
1988
1988
1987
1987
1987
1987
1984
1984
1984
1984
1982
1982
1979
1977
1976
1976
1974
1973
1969
Hingga kini Marga telah menerbitkan 128 cerita pendek dan 67 buku (untuk anak-anak, novel serta kumpulan cerpen). Satu di antara karyanya yang melejit pada masanya adalah Badai Pasti Berlalu. Badai Pasti Berlalu adalah sebuah novel berbahasa Indonesia karya Marga T yang diterbitkan pada tahun 1974. Novel ini merupakan serialisasi dari cerita bersambung yang dimuat di harian KOMPAS dari 5 Juni1972 hingga 2 September 1972. Cerita bersambung tersebut ternyata digemari pembaca dan juga menarik perhatian dunia sastra Indonesia. Diterbitkan sebagai novel, Badai Pasti Berlalu laris terjual mencapai 24.000 eksemplar.
3.    Nh. Dini
Peraih penghargaan SEA Write Award dibidang sastra dari Pemerintah Thailand ini sudah telanjur dicap sebagai sastrawan di Indonesia, padahal ia sendiri mengaku hanyalah seorang pengarang yang menuangkan realita kehidupan, pengalaman pribadi dan kepekaan terhadap lingkungan ke dalam setiap tulisannya. Ia digelari pengarang sastra feminis. Pendiri Pondok Baca NH Dini di Sekayu, Semarang ini sudah melahirkan puluhan karya.
Beberapa karya Nurhayati Sri Hardini Siti Nukatin yang dikenal dengan nama NH Dini, ini yang terkenal, di antaranya Pada Sebuah Kapal (1972), La Barka (1975) atau Namaku Hiroko (1977), Orang-orang Tran (1983), Pertemuan Dua Hati (1986), Hati yang Damai (1998), belum termasuk karya-karyanya dalam bentuk kumpulan cerpen, novelet, atau cerita kenangan. Hingga kini, ia telah menulis lebih dari 20 buku. Kebanyakan di antara novel-novelnya itu bercerita tentang wanita.
4.    Mira Widjaja
Novel Mira Widjaja yang paling terkenal berjudul “di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi” yang diterbitkan pada tahun 1980. Ia terus menghasilkan karya, berkiblat pada penulis-penulis seperti Nh. Dini, Agatha Christie, Y. B. Mangunwijaya dan Harold Robbins. Mira, bersama dengan Marga T, dianggap sebagai pelopor penulis keturunan Tionghoa di Indonesia, menjadi inspirasi bagi penulis-penulis berikutnya seperti Clara Ng.
Hingga tahun 1995, Mira telah menerbitkan lebih dari 40 novel, kebanyakan di antaranya telah diangkat menjadi film dan sinetron, termasuk Di Sini Cinta Pertama Kali Bersemi, Ketika Cinta Harus Memilih, dan Permainan Bulan Desember.
5.   Ahmadun Yosi Herfanda
Karya-karya Ahmadun dipublikasikan di berbagai media sastra dan antologi puisi yang terbit di dalam dan luar negeri, antara lain, Horison, Ulumul Qur'an, Kompas, Media Indonesia, Republika, Bahana (Brunei), antologi puisi Secreets Need Words (Ohio University, A.S., 2001), Waves of Wonder (The International Library of Poetry, Maryland, A.S., 2002), jurnal Indonesia and The Malay World (London, Inggris, November 1998), The Poets’ Chant (The Literary Section, Committee of The Istiqlal Festival II, Jakarta, 1995).
Beberapa kali sajak-sajaknya dibahas dalam "Sajak-Sajak Bulan Ini Radio Suara Jerman" (Deutsche Welle). Cerpennya, Sebutir Kepala dan Seekor Kucing, memenangkan satu di antara penghargaan dalam Sayembara Cerpen Kincir Emas 1988 Radio Nederland (Belanda) dan dibukukan dalam Paradoks Kilas Balik (Radio Nederland, 1989). Tahun 1997 ia meraih penghargaan tertinggi dalam Peraduan Puisi Islam MABIMS (forum informal Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Beberapa buku karya Ahmadun yang telah terbit sejak dasawarsa 1980-an, antara lain:
a)      Ladang Hijau (Eska Publishing, 1980),
b)      Sang Matahari (kumpulan puisi, bersama Ragil Suwarna Pragolapati, Nusa Indah, Ende, 1984),
c)      Syair Istirah (bersama Emha Ainun Nadjib dan Suminto A. Sayuti, Masyarakat Poetika Indonesia, 1986).
d)     Sajak Penari (kumpulan puisi, Masyarakat Poetika Indonesia, 1990),
e)      Sebelum Tertawa Dilarang (kumpulan cerpen, Balai Pustaka, 1997),
f)       Fragmen-fragmen Kekalahan (kumpulan sajak, Forum Sastra Bandung, 1997),
g)      Sembahyang Rumputan (kumpulan puisi, Bentang Budaya, 1997),
h)      Ciuman Pertama untuk Tuhan (kumpulan puisi, bilingual, Logung Pustaka, 2004),
i)        Sebutir Kepala dan Seekor Kucing (kumpulan cerpen, Bening Publishing, 2004),
j)        Badai Laut Biru (kumpulan cerpen, Senayan Abadi Publishing, 2004),
k)      The Warshipping Grass (kumpulan puisi bilingual, Bening Publishing, 2005),
l)        Resonansi Indonesia (kumpulan sajak sosial, Jakarta Publishing House, 2006),
m)    Koridor yang Terbelah (kumpulan esei sastra, Jakarta Publishing House, 2006).
n)      Yang Muda yang Membaca (buku esai panjang, Kemenegpora RI, 2009).
o)      Sajadah Kata (kumpulan puisi, Pustaka Littera, 2013).

F.     Kualitas Sastra Angkatan 80-an
Setiap angkatan karya sastra pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, seperti  padaa ngkatan 80-an.
a.    Kelebihan karya sastra angkatan 80-an:
1)      Memiliki wawasan estetik yang luas;
2)      bertema tentang roman percintaan dan kisah kehidupan ini pun didasari oleh kemajuan ekonomi dan hidup yang indah bagi masyarakat sehingga memberi kesan kebahagiaan bagi pembacanya;
3)      menekankan pada pemikiran dan cara penyampaian dalam karya sastra;
4)      periode 80-an ini merupakan sastra yang dinamik yang bergerak bersama masyarakat Indonesia untuk menuju kehidupannya yang baru dengan wawasan konstitusional;
5)      para sastrawan mengikuti perkembangan jaman yang dituntut adanya keberanian dan kreativitas untuk berkarya;
6)      periode 80-an ini karya sastra film juga berkembang pesat dan;
7)      karyasastraera 1980-an ini juga tumbuh sastra yang beraliran pop.
b.   Kekurangan karya sastra angkatan 80-an:
1)      Karya sastra angkatan 80-an diwarnai dengan aturan-aturan yang ketat dan dipengaruhi oleh kegiatan politik;
2)      karya sastra yang lahir pada tahun 80-an dipengaruhi proses depolitisasi;
3)      sastra yang muncul jadi tidak sesuai dengan realitas sosial politik serta tidak menunjukkan kegelisahan dan kesakitan kolektif masyarakat pada masa itu.

DAFTAR PUSTAKA

            Arasy, Bernika Nur. 2008. “Perbedaan antara Sastra Pop dengan Sastra Nonpop.” (Online). (http://arasshehe.blogspot.com/2011/03/perbedaan-antara-sastra-pop-dengan.html, diakses 24 Februari 2014).
            Budiawan, Agus. 2009. “Persinggungan Sastra Pop dan Nonpop.” (Online). (http://agusbudiawan.wordpress.com/2013/08/24/persinggungan-sastra-pop-dan-non-pop, diakses 24 Februari 2014).
            Galang, Anandya. 2008. “Sastra Angkatan 80-an.” (Online). (http://anandyaga.blogspot.com/2012/09/sastra-angkatan-80an.html, diakses 24 Februari 2014).
            Manda, Nursyam. 2009. “Karakteristik Karya Sastra.” (Online). (http://makallahkarakteristikkaryasastraa.blogspot.com, diakses 24 Februari 2014).
            Mihardja, Achdiat. 2009. “Periodisasi Sastra Indonesia dan Latar Belakang.” (Online). (http://sesarjackson.blogspot.com/2013/05/periodisasi-sastra-indonesia-dan-latar.html, diakses 24 Februari 2014).
            Padi, Editorial. 2013. “Kumpulan Super Lengkap Sastra Indonesia.” CV Ilmu Padi Infra Pustaka Makmur: Jakarta.
            Pujangga, Near. 2010. “Pemetaan Beragam Tentang Periodisasi Sastra Indonesia.” (Online). (http://nearpunyakumpulanbahasadansastra.blogspot.com/ 2011/01/menelaah-karya-sastra-indonesia-periode.html, diakses 24 Februari 2014).
            Rahayu, Tri Wani. 2011. “Perbedaan, Ciri-ciri dan Contoh Karya Sastra.” (Online). (http://catatanbahasaindonesia.blogspot.com/2012/05/perbedaan-ciri-ciri-dan-contoh-karya.html, diakses 24 Februari 2014).
            Rialdi, Fahmi. 2006. “Bahasa Sastra.” (Online). (http://soulmate9.wordpress.com/bahasa-sastra/ diakses 24 Februari 2014).
            Smanssa, Basasina. 2012. “Angkatan Sastra Indonesia.” (Online). (http://basasinasmanssa.blogspot.com/2010/11/angkatan-sastra-indonesia.html, diakses 24 Februari 2014).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Masihhh

Unknown mengatakan...

Makasihhhhh

Posting Komentar