A.
Dasar-Dasar Menulis
1. Tema
Tema
dalam penulisan karangan ini adalah memahami perbedaan individu dalam
perkembangan dan pertumbuhan peserta didik di dunia pendidikan.
a) Kejelasan
Kejelasan berkaitan
erat dengan gagasan sentral yakni hal yang patut diperjuangkan dalam penulisan
karangan ini. Tema sudah disebutkan di atas, berarti tema tersebut memiki
kejelasan. Kejelasan tema dalam karangan ini dapat dilihat pada paragraf
terakhir yang menjabarkan bahwa perbedaan individu dalam perkembangan peserta didik
di dunia pendidikan menuntut kebutuhan yang berbeda pula terhadap layanan
pendidikan.
b) Kesatuan
Kesatuan dan kejelasan
sebenarnya tidak jauh berbeda, hanya segi penekanannya saja yang berbeda.
Kesatuan ini dapat diidentifikasi dari adanya gagasan sentral yang menjadi
seluruh tulisan itu. Penulisan karangan ini gagasan sentral dalam setiap
paragrafnya membahas tentang perbedaan individu yang pada akhir karangan akan
berpengaruh pada layanan pendidikan yang menekankan pada tenaga pendidik untuk
memahami perbedaan individu tersebut.
c) Perkembangan
Pengembangan paragraf
dalam penulisan ini dapat dilihat dari 2 sudut, yakni sebagai berikut.
1) Apakah gagasan yang lebih tinggi sudah diperinci
secara maksimal?
Tentunya sudah, seperti
yang terdapat pada paragraf pertama. Gagasan umum yang lebih tinggi merupakan
dasar untuk mengembangkan suatu paragraf agar dapat diperjelas dan diperinci.
2) Apakah
perincian tersebut telah disusun secara logis dan sistematis?
Paragraf pertama sudah
mencerminkan logis dan sistematisnya perincian dalam pengembangan paragraf.
Setelah topik utama tentang perbedaan individu dalam paragraf pertama
ditentukan, kemudian barulah dikembangkan mengenai faktor-faktor yang
memengaruhinya. Faktor-faktor tersebut tidak hanya disebutkan, tetapi juga dijelaskan
dan diberikan contohnya.
d) Keaslian
Keaslian dapat
dibuktikan dari pokok persoalan yang dipilih tentang perbedaan individu yang
pada kenyataannya setiap individu memang berbeda dan memiliki karakternya
masing-masing. Selain itu juga dijelaskan melalui sudut pandang yang nyata dan
apa adanya pada karangan ini di subbab perbedaan motivasi, serta karangan ini
belum pernah dibuat atau dipublikasikan sebelumnya.
e) Judul
Karangan ini berjudul
“Perbedaan Individu” yang telah memenuhi kriteria penulisan judul, yakni judul
singkat dan relevan yang mempunyai keterkaitan dengan temanya.
A.
Langkah-Langkah
Dasar dalam Penulisan
1. Tahap
Prapenulisan
Tahap ini, untuk
menulis karangan, penulis melakukan beberapa persiapan sebagai berikut.
a. Pemilihan
dan Penetapan Topik
Topik dalam karangan
ini adalah tentang perbedan individu dan karakteristik yang berpengaruh pada
kebutuhan untuk mengenyam pendidikan. Topik ini telah memenuhi kriteria dalam
pemilihan topik karena topik ini telah dikenal baik oleh setiap orang, bermanfaat
bagi setiap individu yang membacanya, bahan diperoleh dari buku dan kenyataan
hidup sehari-hari.
b. Menentukan
Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
Adapun tujuan dalam
penulisan karangan ini adalah sebagai berikut:
1) untuk
mengetahui dan memahami perbedaan individu yang memunculkan kebutuhan
pendidikan yang berbeda;
2) untuk
mengetahui hal yang harus diperhatikan dalam implementasi proses pembelajaran;
3) untuk
mengetahui perbedaan kemampuan;
4) untuk
mengetahui perbedaan motivasi;
5) untuk
mengetahui perbedaan kondisi fisik dan jenis kelamin, dan;
6) untuk
mengetahui perbedaan lingkungan.
c. Bahan
Penulisan
Bahan dan informasi
yang digunakan dalam pembuatan karangan ini adalah didapat dari buku, kasus
yang ada dalam masyarakat dan fakta berupa contoh yang terjadi pada dunia
pendidikan.
d. Menyusun
Kerangka Karangan
1.
Perbedaan Individu
1.1 Penjelasan Perbedaan Individu
1.2 Faktor-Faktor
Perbedaan individu
1.2.1
Faktor Internal
1.2.2
Faktor Eksternal
2. Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan
Terhadap Karakter Individu
2.1
Timbulnya Kebutuhan
2.2
Macam-Macam Kebutuhan
2.2.1 Kebutuhan Fisik
2.2.2 Kebutuhan Psikologis
3. Kebutuhan Individu Kompleks
3.1 Arti Kebutuhan
Individu yang Kompleks
3.2 Jenis-Jenis
Kebutuhan
3.2.1 Kebutuhan Primer
3.2.2 Kebutuhan
Sekunder
4. Fenomena Kebutuhan Pendidikan
4.1 Ketidaksamarataan
Kebutuhan Pendidikan
4.2 Munculnya
Kebutuhan Layanan Pendidikan yang
Berbeda
5. Contoh Kebutuhan Layanan Pendidikan
yang Berbeda
6. Perbedaan Individu yang Diperhatikan
dalam Implementasi Proses Pembelajaran
6.1 Perbedaan Kemampuan
6.1.1 Perhatian
6.1.2 Pengamatan
6.1.3 Ingatan
6.1.4 Intelegensi
6.1.5 Bakat Khusus
6.2 Perbedaan Motivasi
6.3 Perbedaan Kondisi
Fisik dan Jenis Kelamin
6.4 Perbedaan
Lingkungan
7. Simpulan dan
Solusi Perbedaan Individu dalam Layanan Pendidikan
2. Tahap
Penulisan
Perbedaan
Individu
Setiap
individu yang terlahir ke dunia ini memiliki karakternya masing-masing. Tidak
mungkin seorang individu memiliki karakter yang sama, sekalipun ia terlahir
dari rahim yang sama atau kembar identik. Karakter yang berbeda dari setiap
individu inilah yang membuat hidup lebih berwarna. Bayangkan saja jika setiap
individu memiliki karakter yang sama, betapa membosankannya hidup ini. Perbedaan
karakter yang terjadi dari setiap individu tentu tidak terjadi secara begitu
saja, akan tetapi ada faktor-faktor yang memengaruhinya. Faktor tersebut dapat
berupa faktor internal yaitu faktor yang berupa pengaruh keturunan maupun
faktor eksternal yang berupa pengaruh lingkungan.
Seiring
berjalannya waktu, pertumbuhan dan perkembangan individu akan memengaruhi
karakter individu itu sendiri. Karakter tersebut tentulah berbeda. Dampak dari
berbedanya karakter ini akan menimbulkan kebutuhan yang berbeda pula, baik
kebutuhan fisik maupun psikologis. Kebutuhan fisik dapat berupa kebutuhan untuk
tampil lebih baik, sedangkan kebutuhan psikologis dapat berupa keinginan untuk
dicintai dan disayangi.
Semakin
tumbuh dan berkembang, kebutuhan individu akan semakin kompleks. Artinya,
semakin bertambahnya usia maka semakin banyak pula kebutuhan yang diperlukan,
baik kebutuhan primer maupun sekunder. Kebutuhan primer seperti pangan, sandang
dan papan, sedangkan kebutuhan sekunder dapat berupa keinginan untuk mengenyam
pendidikan yang erat kaitannya dengan berbedanya kebutuhan setiap individu.
Sudah
dijelaskan sebelumnya mengenai individu yang memiliki kebutuhan yang berbeda,
termasuk kebutuhan di dunia pendidikan. Masalah dan fenomena yang terjadi saat
ini adalah kebutuhan pendidikan sering disamaratakan pada proses belajar
mengajar. Walaupun disamaratakan memiliki arti yang hampir sama dengan adil,
tetapi adil dalam artian yang kurang tepat. Mengapa? Karena walaupun sama
mendapatkan hak pendidikannya, setiap individu yang memiliki karakter berbeda,
maka akan menimbulkan kebutuhan yang berbeda pula dalam layanan pendidikan.
Perhatikan
contoh berikut ini: “dosen memberikan materi pengajaran disatu kelas dan pada
akhir materi akan diberikan tugas. Biasanya, rata-rata dosen akan menganggap
bahwa mahasiswa yang diajarnya sudah mengerti mengenai materi yang telah
disampaikannya dan memiliki kemampuan berpikir yang sama. Setelah diberikan
tugas, ternyata hasil nilai yang diperoleh mahasiswa sangat bervariasi.
Walaupun ada kemungkinan nilai yang sama, tetapi pastilah letak benar atau
kesalahan yang dilakukan pada tugas tersebut berbeda. Hal inilah yang
menunjukkan bahwa kebutuhan pelayanan pendidikan setiap individu berbeda.”
Apa
saja perbedaan-perbedaan individu yang perlu diperhatikan dalam implementasi
proses pembelajaran? Sutirna (2013:40-55) menjelaskan bahwa, “perbedaan
individu yang perlu diperhatikan dalam implementasi proses pembelajaran
mencakup 4 hal, yaitu (1) perbedaan kemampuan, (2) perbedaan motivasi, (3)
perbedaan kondisi fisik dan jenis kelamin, serta (4) perbedaan lingkungan.”
1) Perbedaan
Kemampuan
Setiap
individu yang berbeda memiliki kemampuan yang berbeda pula, termasuk kemampuan
pada proses belajar. Biasanya kemampuan
ini akan tumbuh dan berkembang dengan sendirinya seiring dengan bertambahnya
usia. Untuk membentuk kemampuan pada proses pembelajaran, tentu harus ada
aspek-aspek yang menjadi titik fokus, “seperti perhatian, pengamatan, ingatan,
intelegensi dan bakat khusus,” (Sutirna, Perbedaan Kemampuan, 2013:40-49).
Perhatian
sangat penting dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran sehingga ada perbedaan
perhatian setiap individu, seperti luasnya objek perhatian yang menyebabkan ada
individu yang fokus terhadap suatu hal dan ada juga yang perhatiannya
terpencar. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah pengamatan. Individu
mengamati sesuatu dengan pancaindra, seperti penglihatan, pendengaran,
penciuman, perabaan dan pengecapan. Kemampuan mengamati setiap individu tentu
berbeda, ada yang cenderung lebih peka terhadap pendengaran dan lain-lain. Setelah melakukan pengamatan diperlukan
ingatan dan intelegensi untuk mengingat dan mengukur pemahaman dari hasil
pengamatan tersebut. Dengan beberapa hal yang dimiliki individu tersebut dapat
memunculkan bakat khusus. Bakat khusus muncul karena individu memilki
kesempatan untuk berkembang. Perbedaan kemampuan tersebut diharapkan menjadi
acuan agar tenaga pendidik mampu memberikan layanan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan peserta didik.
2) Perbedaan
Motivasi
Motivasi
merupakan suatu dorongan yang dimiliki oleh individu untuk melakukan hal yang
diinginkan. Motivasi dapat diperoleh melalui faktor internal dan eksternal.
Namun, yang sulit diperoleh adalah motivasi internal karena sulit untuk
membangunnya. Sementara itu, membangkitkan motivasi eksternal bisa dikatakan
susah-susah gampang. Contohnya seperti dosen yang memotivasi mahasiswa terhadap
kurangnya minat mahasiswa membaca karya sastra pada mata kuliah Sejarah Sastra,
harapan dosen adalah mahasiswa dapat terpanggil jiwanya untuk membaca karya
sastra masa lampau yang erat kaitannya dengan mata kuliah tersebut yang kurang
disenangi. Hasil dari motivasi tersebut bergantung pada individu masing-masing.
Oleh karena itu, dosen diharapkan mampu memberikan motivasi belajar, terutama
pada mahasiswa yang motivasinya terbilang rendah.
3) Perbedaan
Kondisi Fisik dan Jenis Kelamin
Setiap
individu memiliki kondisi fisik yang berbeda-beda dan menjadi ciri khasnya.
Selain perbedaan fisik, perbedaan jenis kelamin juga harus diperhatikan, baik
perempuan maupun laki-laki. Perbedaan tersebut tidak boleh dipisah dalam
implementasi di lapangan. Setiap
individu memiliki kesempatan dan hak yang sama untuk memeroleh pendidikan. Oleh
karena itu, dalam penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang optimal tanpa diskriminasi karena perbedaan kondisi fisik dan
jenis kelamin.
4) Perbedaan
Lingkungan
Lingkungan
memiliki peranan yang penting dalam pembentukan karakter yang menyebabkan
berbedanya individu satu dengan yang lain. Tentunya setiap peserta didik dalam
ruang lingkup pendidikan memiliki latar belakang lingkungan yang berbeda. Untuk
memberikan layanan pendidikan yang optimal, perbedaan inilah yang harus
diperhatikan oleh tenaga pendidik. Miris sekali jika ada peserta didik yang
berpotensi, berprestasi dan cerdas harus terhenti pendidikannya akibat faktor
ekonomi. Masalah ini bukan menjadi hal yang tabu, tetapi sudah sering terjadi
disekitar kita. Inilah tugas tenaga pendidik yang harus diselesaikan dengan
rasa tanggungjawab agar dapat memberikan layanan pendidikan yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik.
Perbedaan
individu dalam perkembangan peserta didik di dunia pendidikan akan menuntut
kebutuhan yang berbeda terhadap layanan pendidikan. Salah besar jika kebutuhan
pendidikan selama ini disamaratakan dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang
menyebabkan negara Indonesia dalam bidang pendidikan masih mengalami
ketertinggalan dibanding negara lain. Untuk itulah penyelenggara pendidikan dan
tenaga pendidik harus paham mengenai individu agar dapat merencanakan strategi
pendidikan yang tepat sehingga potensi peserta didik yang berbeda dapat
ditingkatkan secara optimal.
2. Tahap
Revisi
Tahap revisi ini
merupakan tahap perbaikan pada penulisan. Revisi ini dilakukan oleh Dewi
Sartika, S. ST. selaku kakak kandung penulis. Adapun perubahan yang dilakukan
dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
a) pada
paragraf pertama ditambahkan tanda koma dibaris ke-2 setelah kata ‘sama’ dan
mengubah kata ‘dunia’ menjadi hidup pada baris ke-5;
b) pada
paragraf ketiga dilakukan pengubahan tanda baca, tanda titik menjadi tanda koma
sebelum kata ‘sedangkan’;
c) pada
paragraf keenam, pengutipan dari buku diberi tanda petik dua;
d) pada
subbab perbedaan kemampuan, dilakukan penambahan tanda petik dua pada
pengutipan yang diambil dari buku dan penghapusan akhiran –lah dari kata
‘tersebutlah’ pada kalimat terakhir:
e) pada
subbab perbedaan motivasi, dilakukan pengubahan kata ‘sedangkan’ menjadi
‘sementara itu’ pada ke-4, dan pengubahan kata ‘dengan harapan’ menjadi
‘harapan dosen adalah’ dan;
f) pada
paragraf terakhir dilakukan penambahan kata ‘negara’ sebelum kata Indonesia
pada baris ke-4.
DAFTAR PUSTAKA
Sutirna. 2013. “Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik.”
Yogyakarta: CV. Andi Offset.